Sebelum meninjau langsung suasana pelatihan di kelas, mereka terlebih dahulu berdiskusi hangat bersama Ketua Kwarda HW Pasaman Barat, Yondrizal. Hadir pula dalam pertemuan tersebut pelatih nasional dari Kwarpus HW, Alharis, serta Imsar (Sekretaris Kwarda HW Pasbar), dan pelatih nasional asal Palembang, Sumatera Selatan, Muhammad Zairin Bakri dan Nurhayati.
Selama kurang lebih satu jam, mereka membahas berbagai hal, mulai dari perkembangan gerakan Muhammadiyah di Pasaman Barat hingga dinamika Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) di tingkat daerah dan wilayah. Dalam kesempatan itu, Zairin Bakri berbagi cerita mengenai kemajuan HW di Sumatera Selatan yang tidak terlepas dari kontribusi para perantau asal Sumatera Barat. Ia mengungkapkan bahwa banyak pimpinan Muhammadiyah di wilayah tersebut berasal dari Minangkabau, sehingga muncul ungkapan menarik: “Muhammadiyah dilahirkan di Yogyakarta, dibesarkan di Sumatera Barat, dan dinikmati se-Nusantara.”
Diskusi ringan tersebut juga menyoroti peran penting Muhammadiyah, terutama melalui Majelis Dikdasmen dan MPKSDI, dalam mendorong eksistensi HW di lingkungan Amal Usaha Pendidikan Muhammadiyah (AUM). Penegasan ini sejalan dengan Ketentuan Majelis Dikdasmen No. 11/I.4/F/2024 yang menyebutkan bahwa “satu-satunya organisasi kepanduan di sekolah/madrasah Muhammadiyah adalah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.”
Menutup kunjungan, Abror Lisman menyampaikan apresiasi kepada peserta pelatihan, khususnya yang datang dari luar Pasaman Barat, termasuk dari Provinsi Jambi. Ia juga memberikan pesan agar seluruh ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama lima hari pelatihan dapat diaplikasikan secara nyata di pangkalan masing-masing.
“Kami juga memberikan apresiasi atas hadirnya peserta dari Provinsi Jambi, serta dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Sebagai bentuk komitmen, segenap Pimpinan Daerah Muhammadiyah siap mengenakan seragam kebanggaan Hizbul Wathan dalam setiap acara yang relevan,” ujar Abror, yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
[] Riliis
0 Komentar