LITERASI DIGITAL DAN ETIKA BERKOMUNIKASI ONLINE DI KALANGAN REMAJA

Oleh :
Yondrizal
Mahasiswa S3 Prodi Studi Islam
Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat


SEIRING dengan perkembangan komunikasi dan teknologi informasi, diiringi dengan pesatnya teknologi digital. Hal ini menjadikan literasi digital semakin dibutuhkan sebagai salah satu program utama untuk memberikan edukasi dan juga advokasi bagi para pengguna internet. Untuk berinteraksi pada zaman sekarang ini dibutuhkan pemahaman literasi digital, yang sama pentingnya dengan pemahaman ilmu lainnya. Karena generasi millenial yang tumbuh dengan akses tidak terbatas terhadap teknologi memiliki gaya berpikir yang tidak sama dengan generasi sebelumnya. Setiap orang harus memiliki tanggung jawab atas penggunaan teknologi untuk berinteraksi atau berkomunikasi dalam kehidupannya sehari-hari. Konten di media yang berisi berita bohong, bertipu daya, mengandung ujaran kebencian bahkan radikalisme dapat mengganggu ekosistem digital yang ada dengan menciptakan pemahaman dari tiap-tiap individu pengguna.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah mengubah cara manusia berinteraksi, khususnya melalui media digital. Remaja sebagai generasi digital native menjadi kelompok pengguna internet yang sangat aktif, baik melalui media sosial, aplikasi perpesanan, maupun platform digital lainnya. Sayangnya, kemudahan berkomunikasi ini tidak selalu dibarengi dengan etika yang baik dalam berinteraksi online. Banyak ditemukan kasus ujaran kebencian, hoaks, perundungan digital (cyber bullying), serta pelanggaran privasi yang dilakukan oleh atau terhadap remaja.

Salah satu faktor penting yang diyakini berpengaruh terhadap perilaku berkomunikasi online adalah literasi digital. Literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup pemahaman akan etika, norma sosial, dan tanggung jawab dalam ruang digital. Tingkat literasi digital yang rendah dapat membuat remaja tidak menyadari dampak negatif dari tindakan mereka di dunia maya.

Menangani berbagai macam informasi, kemampuan untuk memahami pesan dan berinteraksi dengan orang lain secara efisien adalah sejumlah keahlian dalam literasi digital. Proses untuk menciptakan, berkolaborasi, serta mengkomunikasikan dengan dasar etika, serta memahami kapan dan bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik adalah kompetensi digital yang diperlukan saat ini. Upaya pendidikan literasi digital harus melibatkan semua pihak, mulai dari orang tua, guru, lembaga pendidikan, hingga pemerintah untuk memberikan bimbingan, arahan dan panduan demi membangun masyarakat yang memiliki cara berpikir dan perpspektif yang kritis dan kreatif, sehingga dapat menciptakan kehidupan sosial dan masyarakat yang harmonis.
Literasi digital merupakan kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, menggunakan, dan menciptakan informasi menggunakan teknologi digital dengan cara yang bertanggung jawab dan etis. Aspek ini mencakup pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam dunia digital, kesadaran akan jejak digital, serta kemampuan berpikir kritis terhadap informasi yang diterima.

Sementara itu, etika berkomunikasi online merujuk pada norma dan nilai moral yang mengatur perilaku dalam interaksi digital, seperti menghormati pendapat orang lain, tidak menyebarkan informasi palsu, dan menjaga kesantunan dalam menyampaikan pesan. Dalam konteks remaja, hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya literasi digital berkorelasi dengan perilaku tidak etis dalam berkomunikasi online, seperti menyebarkan hoaks, melakukan bullying, atau menggunakan bahasa kasar. Sebaliknya, remaja dengan literasi digital tinggi cenderung lebih bijak dalam menyaring informasi, menghargai perbedaan, dan menjaga etika saat menggunakan media sosial. Faktor-faktor seperti pendidikan, bimbingan orang tua, dan akses terhadap sumber informasi yang benar juga berperan penting dalam membentuk literasi digital dan perilaku komunikasi remaja di dunia maya.
Beeradasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa literasi digital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap etika berkomunikasi online di kalangan remaja. Remaja dengan tingkat literasi digital yang tinggi cenderung lebih mampu menunjukkan perilaku komunikasi yang etis, bijak, dan bertanggung jawab di ruang digital. Sebaliknya, rendahnya literasi digital dapat meningkatkan risiko penyimpangan etika dalam berkomunikasi online. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital melalui pendidikan formal, kampanye sosial, serta peran aktif orang tua dan guru menjadi sangat penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas dan beretika di dunia digital.

Posting Komentar

0 Komentar