Partisipasi Semesta dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Oleh: Amril, S.Pd.I

PENDIDIKAN merupakan jalan utama menuju masa depan yang lebih baik. Pendidikan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap peningkatan sumber daya manusia yang unggul, baik dalam membangun diri sendiri, daerah, maupun bangsa Indonesia menuju generasi emas 2045. Pembangunan di bidang pendidikan telah dilakukan melalui berbagai jalur, baik di sekolah negeri, swasta, maupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

Namun, saat ini kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan. Pertama, perjalanan kehidupan bangsa sempat terguncang akibat pandemi global COVID-19. Kedua, kemajuan teknologi yang begitu pesat tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia dalam memanfaatkannya secara bijak. Ketiga, adanya kecenderungan orang tua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak kepada pihak sekolah, baik negeri maupun swasta.

Padahal, waktu anak berada di sekolah hanya sekitar tujuh jam per hari. Artinya, waktu terbanyak anak justru berada di luar sekolah, sehingga kontrol dan pengawasan dari orang tua dan masyarakat menjadi sangat penting. Beberapa satuan pendidikan memang telah memiliki sistem kontrol dan kedisiplinan yang lebih terprogram, yang tentunya menjadi keunggulan tersendiri.

Di sisi lain, kurikulum di sekolah negeri bersifat seragam dari pusat hingga ke daerah. Hal ini seringkali menjadi kendala dalam pengembangan pendidikan yang kontekstual dan sesuai kebutuhan lokal. Sebagai contoh, pada jenjang sekolah dasar, materi pembelajaran seolah menganggap semua siswa sudah mampu membaca dengan baik, padahal kenyataannya tidak demikian. Guru yang inovatif dapat mengatasi hal ini dengan menerapkan metode yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Namun, tidak semua satuan pendidikan memiliki kapasitas dan sumber daya untuk melakukannya, sehingga masih banyak siswa yang belum bisa membaca dengan baik jika hanya mengandalkan pendidikan formal.

Akibatnya, guru dan sekolah kerap menjadi sasaran utama atas kegagalan anak dalam aspek akademik maupun perilaku. Hanya sebagian kecil satuan pendidikan yang mampu bertahan dari tekanan eksternal tersebut, karena sebagian besar orang tua dan masyarakat cenderung menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah. Bahkan, perilaku anak di luar sekolah pun kerap dibebankan kepada pihak sekolah untuk menyelesaikannya.

Fenomena ini memunculkan berbagai inisiatif, salah satunya dalam bentuk pendidikan karakter melalui kerja sama dengan institusi seperti TNI dan diawasi oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), dan Kementerian Hukum dan HAM. Inisiatif ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagai contoh, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi mengambil langkah berani untuk menangani perilaku menyimpang yang melanda remaja, seperti tawuran, dengan program pembinaan karakter yang menekankan kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian, nasionalisme, dan kejujuran.

Konsep yang relevan untuk menjawab tantangan ini adalah "Tri Pusat Pendidikan" yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Konsep ini menekankan pentingnya keterlibatan tiga elemen utama: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pertama, keluarga memiliki peran utama dalam pembentukan karakter anak melalui kasih sayang, keteladanan, dan dukungan belajar di rumah.

Kedua, sekolah bertugas memberikan pendidikan yang sistematis serta mengembangkan potensi dan keterampilan anak secara terarah.

Ketiga, masyarakat berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif, memberikan contoh perilaku yang baik, menyediakan sumber belajar, serta mendukung kegiatan positif anak.

Melalui sinergi ketiga pusat pendidikan ini, kita dapat mewujudkan tema Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025, yaitu "Partisipasi Semesta dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua". Harapan ini akan tercapai apabila seluruh komponen bangsa saling bergandengan tangan demi menciptakan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, menuju generasi emas 2045.

Posting Komentar

0 Komentar