Kukira ini Malam Minggu, Membahas Seni untuk Hidup, Duduk Bareng Mahasiswa Muhammadiyah

Denni Meilizon

USAI mengikuti pelantikan pengurus KNPI Pasaman Barat di aula kantor Bupati Pasaman Barat, saya diajak adik-adik Mahasiswa dari IMM Pasaman Barat ngopi dan ngobrol di salah satu lepau duduk di kawasan Jalur 32 Simpang Empat, sembari menunggu senja dan maghrib. 

Sebagai orang yang paling tua di antara adik-adik mahasiswa tersebut, saya teragak memberi nasehat sebiji dua. Diantaranya selagi usia masih awal kepala dua atau mendekat ke 25 tahun, pupuhlah dek untuk memperbanyak portofolio. Paksa diri untuk banyak dan rajin belajar menambah pengetahuan dan wawasan. Bangun jaringan pertemanan yang luas, dan kuatkan diri banyak membaca dan mengikuti diskusi yang melecut otak untuk berpikir, menyusun argumen dan memberi ruang berpendapat. Bangun komunitas yang membuka ruang dialektika serta kreatif. 

Dan kelak semakin banyak angka usiamu, kau akan semakin selektif menjalin pertemanan. Ketika wisuda dan lulus jadi sarjana, bukan berarti pekerjaan selesai dan hidup berakhir bahagia. Lulus kuliah dan jadi sarjana berarti menjejak ke dunia nyata dan sebenarnya. Dunia yang tidak baik-baik saja. Yang cara kerjanya tidak dituliskan dalam buku teks dan tidak diajarkan dalam mata kuliah. Dunia yang kadang membuatmu terkejut, menyadari suatu saat bisa bertemu kejadian; kawan, teman, rekan sahabat sekaligus musuh yang manis di wajah dengan senyum seindah mentari tapi membawa belati tajam yang disembunyikan di balik punggungnya. 

Ya, kata salah seorang mereka. "Kami pernah belajar istilah "manusia itu sesungguhnya serigala bagi manusia lainnya". 

Maka buatkan target bagi dirimu sendiri. Ketika kita meminta kepada Tuhan agar ditunjuki jalan yang lurus, maka permudahlah dengan memberikan tujuan yang jelas. Buatkan proposal diri. Tuliskan rencana target kehidupan. Mulailah pencapaian dari situ, berproses, tenang dan penuh perhitungan. Allah akan melihat kesabaran dan istiqomahnya engkau menjalani prosesnya. Keikhlasannya. Kesabarannya. Keyakinannya kepada ridho dan pertolongan Tuhan. 

"Jika nanti engkau terkendala dalam jalan yang lurus itu, jika ada yang mengajakmu berbelok, menasehatimu agar jangan begini jangan begitu,  kamu boleh mendengar tapi tidak harus melaksanakan. Kamu punya pilihan. asal tujuan dan target kehidupanmu sudah tercatat dengan baik".

Lalu, lanjut saya. "Kalian akan bertemu jalan d tengah jalan ketika terus berjalan." Ya, orang yang terus berjalanlah yang akan menemukan jalan dan jalan. Orang yang terus belajar dan melecut diri lebih keraslah yang akan dibuka pemecahan masalah dalam hidup. Jangan takut bertemu masalah, karena itu tanda kita masih hidup dan berjalan di "jalan yang lurus" itu. Bertemu masalah maka hadapi dengan ikhtiar dan usaha yang baik. Kata Tuhan, Ia tidak akan memberi masalah kepada kita diluar kemampuan kita menghadapi dan menyelesaikannya. "Ayo masalah, marilah kita perhadapkan ini kepada Allah yang membuatmu dan aku ada". Bisikkan itu ke langit. 

Malam kian kelam, aku melihat jam tangan. Azan isya sebentar datang. Ada beberapa tanya jawab. Sambil menyeruput jus dan air kepala muda. Saya ajak mereka datang ke rumah. "Di rumah ada banyak buku. Boleh dibaca dan dipinjam," ujarku. 

Sepasang kekasih nampak masuk ke dalam cafe. Melihat itu hampir saja aku mengira ini malam minggu.
---
Malam Sabtu, 31 Oktober 2025.

Posting Komentar

0 Komentar