Go Digital dari Ujung Gading: Ketika Nagari Mulai Menyala di Dunia Digital

Oleh: Denni Meilizon

Kamis 23 Oktober 2025. 
Dari aula sederhana kantor Wali Nagari Ujung Gading, suara tawa dan semangat memenuhi ruangan. Bukan karena ada hiburan, melainkan karena puluhan peserta sedang berlatih membuat konten digital. Kamera ponsel mereka menjadi senjata baru — bukan sekadar alat komunikasi, tapi pintu menuju penghidupan yang lebih baik.
Pelatihan yang digagas oleh TBM Olalaa, dengan dukungan Forum Pegiat Literasi Pasaman Barat, Forum TBM Pasaman Barat, Komunitas Digital Marketing Pasaman Barat, Bank Nagari, Wali Nagari Ujung Gading dan Bunda Literasi Kecamatan Lembah Melintang menjadi bukti nyata bahwa literasi digital bukan lagi konsep, tapi gerakan nyata.

Ujung Gading hari ini sedang Go Digital — dan itu bukan jargon.
Dari Literasi ke Daya Saing

Selama ini, kita sering memaknai literasi sebatas kemampuan membaca dan menulis. Padahal, di abad digital, literasi adalah kemampuan untuk berdaya melalui pengetahuan dan teknologi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Forum Pegiat Literasi Pasaman Barat bersama TBM dan komunitas Digital Marketing yang dikomandoi Eko Darmawan , Bule Bandri  dan kawan-kawan  telah menyelenggarakan tiga gelombang pelatihan digital marketing gratis untuk pelaku UMKM.
Tujuannya sederhana namun fundamental: membantu para pelaku usaha kecil agar bisa menembus pasar digital, membangun merek pribadi, dan memperoleh penghasilan tanpa harus meninggalkan nagarinya.

Dan hasilnya nyata. Di Nagari Ujung Gading, tiga puluh peserta yang mengikuti pelatihan satu hari penuh langsung berhasil menghasilkan penjualan pertama secara online — hanya dalam hitungan jam. Ini bukan teori, melainkan praktik yang terbukti mengubah cara pandang sekaligus masa depan.

Digitalisasi sebagai Jalan Kemandirian Nagari

Ketika pemerintah pusat terus mendorong program Desa Digital, Pasaman Barat sejatinya sudah memiliki benih yang tumbuh dari akar masyarakatnya sendiri.

Inisiatif seperti di Ujung Gading dan Tandikek Kinali memperlihatkan bahwa digitalisasi bukan harus dimulai dari proyek besar, tapi dari kemauan kecil yang berulang dan berdampak.

Banyak pelaku UMKM di nagari kita sebenarnya punya produk unggulan — dari kuliner, kerajinan, hingga hasil tani olahan. Namun, mereka terhenti bukan karena kualitas, melainkan karena akses.
Mereka tahu peluang digital besar, tapi tidak tahu harus mulai dari mana.

Di sinilah literasi digital berperan: mengubah ketidaktahuan menjadi kemampuan, dan kemampuan menjadi kemandirian.

Momentum yang Jangan Disia-siakan

Gerakan Go Digital ini adalah momentum penting yang seharusnya segera ditangkap oleh pemerintah daerah.

Bayangkan jika setiap nagari di Pasaman Barat memiliki pusat literasi digital aktif — tempat di mana warga belajar mengelola usaha, membuat konten, mengelola keuangan, hingga mengarsipkan data nagari secara daring.

Dengan strategi yang terarah, digitalisasi bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal tanpa harus menunggu investasi besar atau pembangunan pabrik.

Langkah ini juga relevan dengan tiga arah strategis yang bisa diambil pemerintah:
1. Menurunkan angka pengangguran dengan membuka peluang kerja baru berbasis digital.
2. Menguatkan UMKM nagari agar mampu bersaing di pasar nasional dan global.
3. Meningkatkan daya saing daerah melalui literasi digital yang terintegrasi dengan budaya dan potensi lokal.

Sistemnya sudah berjalan. Komunitasnya sudah siap. Hasilnya sudah terlihat.
Sekarang tinggal bagaimana pemerintah menyambut dan memperkuatnya — bukan sekadar dengan dana, tetapi dengan kebijakan yang memayungi kolaborasi lintas sektor.

Gerakan ini adalah cermin kecil dari masa depan yang bisa dibangun bersama: masa depan di mana anak muda di nagari tidak perlu merantau jauh untuk bekerja, karena mereka bisa berkarya dari kampung sendiri.

Masa depan di mana produk-produk lokal tak lagi menjadi cerita pinggiran, karena sudah dikenal di dunia digital.

Dan masa depan di mana literasi bukan hanya kegiatan membaca buku, tapi membaca peluang.

Pasaman Barat punya semua modalnya: sumber daya manusia yang kreatif, jejaring komunitas yang solid, dan semangat kolaborasi yang hidup.

Yang dibutuhkan sekarang hanyalah keberanian untuk menjadikan inisiatif ini sebagai gerakan kabupaten — Gerakan Pasaman Barat Go Digital.

Karena masa depan nagari tidak akan datang dengan sendirinya. Ia harus dijemput — dengan sinyal, dengan jaringan, dan dengan semangat gotong royong baru: gotong royong digital

#Terusbergerak_Berdampak
#Pasbarliterat 
#DigitalMarketing
#LiterasiKesejahteraan 
#GoDigital
#Nagari

Posting Komentar

0 Komentar